Saturday, March 20, 2010

::..The link between man & god is FAITH..::

Don't miss even a single word....
It's Too good

An atheist professor of philosophy speaks to his class on the problem science has with God, The Almighty.
He asks one of his new students to stand and.....

Prof:
So you believe in God?

Student:
Absolutely, sir.

Prof:
Is God good?

Student:
Sure.

Prof:
Is God all-powerful?

Student:
Yes..

Prof:
My brother died of cancer even though he prayed to God to heal him.
Most of us would attempt to help others who are ill.
But God didn't. How is this God good then? Hmm?
(Student is silent.)

Prof:
You can't answer, can you?
Let's start again, young fella.
Is God good?

Student:
Yes.

Prof:
Is Satan good?

Student:
No.

Prof:
Where does Satan come from?

Student:
From....God. ..

Prof:
That's right.
Tell me son, is there evil in this world?

Student:
Yes.

Prof:
Evil is everywhere, isn't it?
And God did make everything, Correct?

Student:
Yes.

Prof:
So who created evil?
(Student does not answer.)

Prof:
Is there sickness? Immorality? Hatred? Ugliness?
All these terrible things exist in the world, don't they?

Student:
Yes, sir.

Prof:
So, who created them?
(Student has no answer.)

Prof:
Science says you have 5 senses you use to identify and observe the world around you.
Tell me, son...Have you ever seen God?

Student:
No, sir.

Prof:
Tell us if you have ever heard your God?

Student:
No, sir.

Prof:
Have you ever felt your God, tasted your God, smelt your God?
Have you ever had any sensory perception of God for that matter?

Student:
No, sir. I'm afraid I haven't.

Prof:
Yet you still believe in Him?

Student:
Yes.

Prof:
According to empirical, testable, demonstrable protocol, science says your 'GOD' doesn't exist.
What do you say to that, son?

Student:
Nothing. I only have my faith.

Prof:
Yes, Faith. And that is the problem science has.

Student:
Professor, is there such a thing as heat?

Prof:
Yes.

Student:
And is there such a thing as cold?

Prof:
Yes.

Student:
No sir. There isn't.
(The lecture theatre becomes very quiet with this turn of events.)

Student:
Sir, you can have lots of heat, even more heat, superheat, mega heat, white heat, a little heat or no heat..
But we don't have anything called cold.
We can hit 458 degrees below zero which is no heat, but we can't
go any further after that.
There is no such thing as cold.
Cold is only a word we use to describe the absence of heat.
We cannot measure cold.
Heat is energy.
Cold is not the opposite of heat, sir, just the absence of it .
(There is pin-drop silence in the lecture theatre.)

Student:
What about darkness, Professor?
Is there such a thing as darkness?

Prof:
Yes. What is night if there isn't darkness?

Student :
You're wrong again, sir.
Darkness is the absence of something.
You can have low light, normal light, bright light, flashing light....
But if you have no light constantly, you have nothing and it's called darkness, isn't it? In reality, darkness isn't.
If it were you would be able to make darkness darker, wouldn't you?

Prof:
So what is the point you are making, young man?

Student:
Sir, my point is your philosophical premise is flawed.

Prof:
Flawed? Can you explain how?

Student:
Sir, you are working on the premise of duality.
You argue there is life and then there is death, a good God and a bad God.
You are viewing the concept of God as something finite, something we can measure.
Sir, science can't even explain a thought..
It uses electricity and magnetism, but has never seen, much less fully understood either one.
To view death as the opposite of life is to be ignorant of the fact that death cannot exist as a substantive thing.
Death is not the opposite of life: just the absence of it.
Now tell me, Professor.
Do you teach your students that they evolved from a monkey?

Prof:
If you are referring to the natural evolutionary process, yes, of course, I do.

Student:
Have you ever observed evolution with your own eyes, sir?
(The Professor shakes his head with a smile, beginning to realize where the argument is going.)

Student:
Since no one has ever observed the process of evolution at work and cannot even prove that this process is an on-going endeavor, are you not teaching your opinion, sir? Are you not a scientist but a preacher? (The class is in uproar.)

Student:
Is there anyone in the class who has ever seen the Professor's brain?
(The class breaks out into laughter.)

Student:
Is there anyone here who has ever heard the Professor's brain, felt it, touched or smelt it?
No one appears to have done so.
So, according to the established rules of empirical, testable, demonstrable protocol, science says that you have no brain, sir.
With all due respect, sir, how do we then trust your lectures, sir?
(The room is silent. The professor stares at the student, his face unfathomable. )

Prof:
I guess you'll have to take them on faith, son.

Student:
That is it sir... The link between man & god is FAITH.

That is all that keeps things moving & alive. _________ _________ _________ ___

I believe you have enjoyed the conversation. ..and if so...you'll probably want your friends/colleagues to enjoy the same...won't you?....
this is a true story, and the student was none other than........ ..


Wednesday, March 3, 2010

::..Papa, pulangkan balik tangan Mira..::

Hari ini saya terbaca satu artikel yang meruntun hati dan perasaan. Terasa sedih bila membaca isi-isi artikel tu. Memikirkan tidak semua yang mungkin berpeluang bertemu dengan artikel seperti itu, saya postkan salinannya kat sini. Sesuai sangat bagi saya pada kita tidak kira lelaki atau perempuan kerana kitalah bakal ayah dan ibu pada anak-anak kita nanti...
hayatilah cerita ini...

--http://bromuslim.blogspot.com/2010/02/papa-pulangkan-balik-tangan-mira.html--


Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah semasa keluar bekerja.

Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun. Bersendirian di rumah dia kerap dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja bermain di luar, tetapi pintu pagar tetap dikunci.Bermainlah dia sama ada berbuai-buai di atas buaian yang dibeli bapanya, ataupun memetik bunga raya, bunga kertas dan lain-lain di laman rumahnya.

Suatu hari dia terjumpa sebatang paku karat. Dia pun melakar simen tempat letak kereta ayahnya tetapi kerana diperbuat daripada marmar,lakaran tidak kelihatan. Dicubanya pada kereta baru ayahnya. Ya....kerana kereta itu bewarna gelap, lakarannya jelas. Apa lagi kanak-kanak ini pun melakarlah melahirkan kreativitinya. Hari itu bapa dan ibunya bermotosikal ke tempat kerja kerana laluannya sesak sempena perayaan Thaipusam.

Penuh sebelah kanan dia beredar ke sebelah kiri kereta. Dilakarnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu langsung tak disedari si pembantu rumah.

Pulang petang itu, terkejut besar pasangan itu melihat kereta yang baru setahun dibeli dengan bayaran ansuran yang belum habis berbayar, berbatik-batik. Si bapa yang belum pun masuk ke rumah terus menjerit, 'Siapa punya kerja ni?'

Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. .Mukanya merah padam ketakutan tambah-tambah melihat wajah bengis tuannya.

Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan 'Tak tahu... !'

'Saya tak tahu Tuan..! '

'Duduk di rumah sepanjang hari tak tahu, apa kau buat?' herdik si isteri lagi. bila anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari bilik. Dengan penuh manja dia berkata 'Mira buat ayahhh.. cantik kan !' katanya menerkam ayahnya ingin bermanja seperti selalu.

Dengan kasih murni seorang anak yang belum memahami apa-apa, menarik lembut poket seluar abahnya, manja.

Si ayah yang hilang sabar merentap ranting kecil pokok bunga raya didepannya, terus dipukul bertalu-talu tapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan.

Puas memukul tapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan diri, mungkin setuju dan berasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

Pembantu rumah melopong, tak tahu nak buat apa-apa, sungguh kesian dan teramat sedih, namun dia sangat takut . Si bapa cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Selepas merasa puas, si bapa masuk ke rumah dituruti si ibu. Pembantu rumah segera memeluk dengan penuh sayang dan duka, cepat-cepat menggendong anak kecil itu, membawanya ke bilik. Dilihatnya tapak tangan dan belakang tangan si anak kecil calar balar.Menangis teresak-esak keduanya, dalam bilik.

Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia menangis. Anak kecil itu pula terjerit-jerit menahan kepedihan sebaik calar-balar itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapa sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu.. 'Sapukan minyak gamat tu!' balas tuannya, bapa si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak melayan anak kecil itu yang menghabiskan masa di bilik pembantu. Si bapa konon mahu mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah langsung tidak menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. 'Ita demam... ' jawap pembantunya ringkas. 'Bagi minum panadol tu,' balas si ibu.

Sebelum si ibu masuk bilik tidur dia menjenguk bilik pembantunya. Apabila dilihat anaknya ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup semula pintu.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahu tuannya bahawa suhu badan Ita terlalu panas. 'Petang nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 siap' kata majikannya itu. Sampai waktunya si anak yang longlai dibawa ke klinik. Doktor mengarahnya ia dirujuk ke hospital kerana keadaannya serius.

Setelah seminggu di wad pediatrik doktor memanggil bapa dan ibu kanak-kanak itu. 'Tiada pilihan..' katanya yang mencadangkan agar kedua-dua tangan kanak-kanak itu dipotong kerana jangkitan yang sudah menjadi gangren sudah terlalu teruk. 'Ia sudah bernanah, demi nyawanya tangan perlu dipotong dari siku ke bawah' kata doktor. Si bapa dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu.

Terasa dirinya tunggang terbalik, tapi apalah dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapa terketar-ketar menandatangani surat kebenaran pembedahan.

Keluar dari bilik pembedahan, selepas ubat bius yang dikenakanhabis, si anak menangis kesakitan. Dia juga terpinga-pinga, melihatkedua- dua tangannya berbalut putih. Direnung muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah.

Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam seksaan menahan sakit, si anak yang keletah bersuara dalam linangan air mata.

'Papa.. Mama... Mira tak buat lagi. Mira tak mau papa pukul. Mira tak mau jahat. Mira sayang papa.. sayang mama.' katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa.

'Ita juga sayang Kak Narti..' katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung seperti histeria.

Tidak seorang pun yang melihat suasana itu tidak menangis....

'Papa.. bagilah balik tangan Mira. Buat apa ambil.. Mira janji tak buat lagi! Mira nak makan, macam mana? Nak main macam mana? Mira janji tak conteng kereta lagi,' katanya bertalu-talu. Bagaikan gugur jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraunglah dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya..


"Didiklah dan pukullah anak anda dengan penuh kasih sayang, bukan untuk lepaskan geram & marah anda...." (,")(",)

Dipetik dari

http://bromuslim.blogspot.com/2010/02/papa-pulangkan-balik-tangan-mira.html